"Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain"

Sampaikan kebaikan walau satu ayat

Sampaikan kebaikan walau satu ayat

Senin, 23 Februari 2015

Juragan Garam

Tidak ada komentar :
Alkisah seorang juragan garam terkaya di Madura ingin melihat ibu kota Jakarta dimana mantan presiden “yang seorang kyai” tinggal. Ia memutuskan pergi ke Jakarta dengan pesawat terbang.

Pembisnis        : “Maaf, Pak, ini tempat duduk saya.”

Madura            : “Sampeyan siapa?”

Pembisnis        : “Saya penumpang.”

Madura            : “Lho sesama penumpang kok  ser-ngo-ser. Itu kan masih banyak kursi yang lain. Sampeyan dodok disana.”

Karena tidak ingin terjadi keributan maka si pembisnis menemui premugari dan mengadukan hal tersebut. Dan setelah mengecek tiket milik pembisnis, si pramugari menghampiri medura.

Pramugari        : “Maaf, Pak, bapak tidak boleh duduk disini. Tempat bapak dibagian lain.”

Madura            : “Sampeyan siapa?”

Pramugari        : “Saya pramugari.”

Madura            : “apa itu pramugari?”

Pramugari        : “saya bertugas melayani bapak.”

Madura            : “Lho sampeyan tugasnya melayani saya kok ser-ngo-ser. Saya ndak mau!” (Hardik si Madura)

Karena kehabisan akal si pramugari menjumpai kapten dan mohon bantuan atas perihal tersebut. Kaptenpun mendatangi si Madura.

Kapten            : “Maaf, Pak, tempat duduk ini milik bapak yang itu, jadi bapak harus duduk di tempat lain.”

Madura            : “Sampeyan siapa?” (tanya si Madura kesal)

Kapten            : “saya pilot.”

Madura            : “Apa itu pilot? Apa kerja sampeyan?”

Kapten            : “ saya yang nyupir pesawat ini.”

Madura            : “Saya naik bis ndak pernah di ser-oser sama supir. Pokoknya saya mau duduk disini.”

Akhirnya semua kehabisan akal dangan ulah si Madura. Tapi untunglah penumpang terakhir yang baru naik adalah Mbok Bariyah. Langsung saja pramugari menceritakan hal tersebut dan minta tolong kepada Mbok Bariyah untuk berbicara dengan si Madura yang seharusnya duduk di kelas Ekonomi. Serta merta Mbok Bariyah menghampiri Bapak Madura.

Mbok Bariyah : “He … he… he, pak sampeyan mau kemana?”

Madura            : “Oh, saya mau ke Jakarta.”

Mbok bariyah  : “Lho .. sampeyan salah, Pak. Tempat duduk ini untuk tujuan Medan. Kalau ke Jakarta tempatnya disana, dibelakang. Itu tempat sampeyan masih kosong.”


Madura            : “Oh .. iya…, ini untuk yang mau ke Medan ya .. Terimak kasih, ya.”

sumber : Deddy Mulyana, 2006, Komunikasi Jenaka. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Tidak ada komentar :

Posting Komentar