"Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain"

Sampaikan kebaikan walau satu ayat

Sampaikan kebaikan walau satu ayat

Sabtu, 16 Mei 2015

Ingin Kaya? Ko takut Miskin?!

Tidak ada komentar :




Kita bisa mencontoh kesuksesan Nabi, sahabat, tabi’in, tabii’ tabi’in serta orang-orang superkaya yang tetap hidup dalam kedermawanan dan ketaatan. Banyak dari mereka yang awalnya bukan siapa-siapa alias bukan dari golongan konglongmerat, tetapi mereka yakin dengan berbagi, rezeki akan dilipatgandakan hingga tak terbatas sesuai kehendak Allah swt.


“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[1] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 261)


            Suatu ketika Nabi saw. di kamarnya. Beliau mau tidur tapi tidak mampu menutup matanya. Beliau tampak gelisah, melihat itu, istri beliau bertanya, “Ya Rasulullah kenapa engkau tidak bisa tidur?” beliau menjawab “Tadi ada sebiji kurma yang terletak di suatu tempat, aku khawatir kurma itu tidak termakan dan akhirnya terbuang percuma sehingga aku segera memakannya. Sekarang aku menyesal karena mungkin buah itu dikirimkan ke sini untuk diberikan kepada fakir miskin.” Begitulah kedermawanan Rasulullah saw. hingga pada taraf makanan yang dianggap murah sekalipun.


            Di zaman Nabi saw. banyak konglongmerat sukses seperti Abu Bakar, Usman, Thalhah maupun Abdurrahman bin Auf yang hidupnya didedikasikan untuk berbagi demi kemajuan umat. Abu Bakar pernah bersedekah 100% dari kekanyaannya. Umar 50%  dan usman pernah membeli sebuah sumur, yang disebut Bir Rumah untuk diberikan kepada kaum muslim secara gratis. Abdurrahman bin Auf pernah bersedekah 1.000 ekor domba untuk fakir miskin. Ali Zainal Abidin, seorang keturunan Nabi saw. gemar memikul gandum di malam hari dan membagikannya kepada fakir miskin. Kerika orang yang datang minta tolong, ia berkata, “Selamat datang wahai orang yang berkenan memikul bekalku untuk hari akhirat.”


            Ibnu Mas’ud pernah bercerita, “Ketika Rasulullah saw. memberi tahu untuk bersedekah, maka beberapa orang diantara kami datang ke pasar untuk menawarkan tenaganya. Mereka membawa barang-barang yang berat di punggung dan pulang dengan membawa satu mangkuk biji-bijian yang kemudian disedekahkan.”


Nabi saw. lebih senang menyantuni janda dan fakir miskin daripada shalat ribuan rakaat. Ketika beliau ditanya, “Ya Rasulullah mana yang lebih engkau sukai memenuhi kebutuhan janda dan fakir miskin ataukah shalat sunnah 1000 rakaat?” Beliau menjawab “Memenuhi kebutuhan janda dan fakir miskin lebih aku sukai daripada shalat sunnah tiga puluh ribu rakaat.”


Konon, salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffett, pernah mendonasikan sahamnya senilai 1,93 miliar dolar AS atau hampir setara Rp. 20 triliun untuk kepentingan amal. Bill Gates menghibahkan dana sebesar 20 juta dolar AS untuk pendidikan. Ratu talk show Oprah Winfrey menyumbangkan sebanyak US$6 Juta (sekitar Rp53 miliar) untuk sejumlah lembaga pendidikan di berbagai daerah.


“jika meminta kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, mintalah agar kita bisa bersodakoh lebih banyak, jangan meminta agar menjadi kaya. Karena kaya akan Allah SWT berikan jika kita mau bersyukur atas harta yang Tuhan berikan.”


Padahal Allah SWT berfiaman,


"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)




http://www.mediafire.com/download/lgajz03rqfdjo6d/Ingin+kaya+Ko+Takut+Miskin.rtf





















[1] Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar