"Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain"

Sampaikan kebaikan walau satu ayat

Sampaikan kebaikan walau satu ayat

Selasa, 17 Februari 2015

ISLAMISASI INDONESIA

Tidak ada komentar :
Islamisasi merupakan proses yang sangat penting dalam sejarah islam di Indoneia, dan juga yang paling tidak jelas. Ketidak jelasan ini antara lain, terletak pada pertanyaan kapan islam datang, dari mana islam berasal, siapa yang menyebarkan islam di Indonesia pertama kali, dan sebagainya. Beberapa hal tersebut sampai sekarang masih menjadi polemic para ahli sejarah, karena hal ini tidak bisa dilepaskan dari sudut pandang, data yang ditemukan dan interprestasi terhadap data peneliti itu semdiri, selain itu juga disebabkan kurangnya data yang mendukung suatu teori tertentu dan oleh sifat sepihak dari teori yang ada.
            Pendapat bahwa islam berasal dari anak benua india juga dikemukakan oleh J.P. Moquette yang menyimpulkan bahwa tempat asal islam di Indonesia adalah Gujarat , India. Pendapat ini didasarkan pada pengamatan moquette terhadap bentuk batu nisan di pasai yang berangka 17 Dzulhijjah 831./ 27 September 1428. Dia juga mengamati bentuk nisan pada Maulana Malik Ibrahim (w. 822 H / 1419 M) di Gresik Jawa Timur. Ternyata bentuk nisan di kedua tempat tersebut sama dengan yang ada di Gambay – Gujarat di pesisir India. Pendapat ini dibantah oleh fatimi bahwa batu nisan itu mirip dengan yang ada di Bengal, tetapi Teori Gujarat - Moquette lebuh kuat dibandingkan teori Bengal – Fatimi.

            Khususnya islamisasi di Jawa,menurut Latiful Khuluq , Minimal ada lima fase penyebaran islam pada masyarakat Jawa. Pertama , Islamisasi jalur pedagagan , yaitu yang dilakukan pedagang muslim dari India dan Arabia kepada komunitas masyarakat biasa di pesisir utara Pulau Jawa. Kedua ,Islamisasi yang dilakukan oleh para ulama yang terkenal dengan sebutan “wali songo”. Ketiga, islamisasi di bawah kerajaan Mataram yang berpusat di pedalaman pulau Jawa, terutama pada masa Sultan Agung. Keempat, islamisasi yang diwarnai dengan maraknya gerakan pemurnian islam yang dibawa ke nusantara pada abad ke-18. Kelima,islamisasi yang ditandai dengan gerakan reformasi yang dilakukan oleh organisasi-organisasi islam, seperti Jami’at al-Khair (1901), Serikat Islam (1911), Muhammmadiyah (1912), dan sebagainya.
Dan Islamisasi di Indonesia ini sebetulnya menggunakan tiga metode :
1.      Disebarkan oleh para pedagang muslim dalam suasana damai.
2.      Disebarkan oleh para juru dakwah dan para wali khusus dari India dan Arab untuk mengislamkan penduduk dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan keimanan mereka.
3.      Disebarkan dengan kekuatan untuk berperang melawan pemerintahan kafir. Metode ini terjadi segera setelah kerajaan islam berdiri di Indonesia dimana kadang-kadang islam deisebarkan dari sana ke kawasan-kawasan lain melalui peperangan.

Metode diatas di tinjau dari masuk nya islam ke pulau Sumatra khususnya Aceh, dan Pulau Jawa. Kedua pulau ini dipandang memiliki peranan penting dalam islamisasi di Indonesia kepada pulau-pulau lainnya.

SALURAN – SALURAN ISLAMISASI
1.      Saluran perdagangan
Proses islamisasi melalui saluran perdagangan ini dapat digambarkan sebagai barikut. Pada awalnya para pedagang berdatangan dipusat-pusat perdagangan seperti pelabuhan-pelabuhan. Para pedagang ini selanjutnya ada yang tinggal, baik untuk sementara waktu maupun menetap. Lambat laun tempat mereka tinggal ini menjadi koloni-koloni, seperti koloni Arab , koloni China, selanjutnya koloni tersebut menjadi perkampungan seperti pecinan (Kampung China), pakojan (Kampung orang-orang dari India, yang kemudian diambil alih oleh orang-orang Arab).
2.      Saluran Perkawinan
Perkawinan antara pedagang atau saudagar Muslim dengan perempuan local juga menjadi bagian yang erat hubungannya dengan proses islamisasi. Islamisasi dengan saluran ini merupakan proses pengislaman yang paling mudah. Dan juga dengan perkawinan ini membentuk keluarga Muslim dan juga terbentuk pertalian kekerabatan antara keluarga laki-laki dan keluarga perempuan.
3.      Tasawuf
Tasawuf juga merupakan media yang berfungsi membentuk kehidupan social bangsa Indonesia, adanya tarekat – tarekat seperti Tarekat Naqshbandiyah pendirinya yaitu Baha-ud-Din Naqshband Bukhari. Tarekat qodariyah dsb .
4.      Saluran pendidikan
Pendidikan juga memiliki andil yang besar dalam islamisasi di negara Indonesia ini, sesuai dengan perkembangan zaman, maka pendidikan agama sangatlah dibutuhkan pada saat itu hingga sekarang, sehingga muncul lembaga-lembaga umum seperti Masjid langgar atau dalam komunitas yang paling kecil yaitu keluarga. Lalu muncul lah lembaga-lembaga pendidikan islam secara informal di masyarakat. Sebelum masa kolonialisasi di Indonesia sudah memiliki pendidikan yang menitik beratkan pada pendidikan membaca al-Qur’an, pelaksanaan shalat dan kewajiban-kewajiban pokok agama.
Dengan berkembangnya pendidikan islam di Indonesia , maka muncul yang namanya Pondok Pesantren yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiyai dan ulama. Oleh karena itu masyarakat Musli di Indonesia, sucara tradisional pendidikan telah di jalankan pada dua jenjang, yaitu setelah pendidikan atau pengajian al-Qur’an lalu diteruskan kepada pondok pesantren sebagai pendidikan lanjutan.
5.      Saluran cabang-cabang kesenian
Cabang-cabang kesenian seperti :
a.       Seni bangunan
Contohnya adalah adanya masjid kuno di Indonesia.
b.      Seni pahat (ukir)
Contohnya ukiran-ukiran pada manjid kuno yang masih baradaptasi dan berarsitektur Hindu.
c.       Seni musik, seni tari
Contohnya mauled nabi sering dipertunjukan seni tari atau seni music tradisional, misalnya skaten yang terdapat di keratin Yogyakarta dan Surakarta. Sedangkan seni musik itu di bunyikan ketika perayaan gerebeg maulud.
Contoh lain islamisasi pertunjukan wayang yang dilakukan oleh sunan kalijaga, konon sunan kalijaga merupakan tokoh yang mahir dalam memainkan wayang tetapi disetiap pertunjukannya beliau tidak meminta upah melainkan meminta agar penonton mengikuti dan mengucapkan kalimat syahadat.sebagian cerita wayangnya diambil dari cerita Mahabarata dan Ramayana tetapi dengan bertahap nama tokoh wayangnya diganti dengan tokoh pahlawan islam.
d.      Seni sastra
Dalam seni sastra islamisasi dilakukan melalui karya karya sastra seperti cerita babad dan hikayat yang ditulis dalam hurup jawi, pegon, dan arab. Selain itu juga ajaran tasawuf yang di ajarkan melalui syair dengan bahasa melayu.

Referensi : 

Prof. Dr. Djoko Soerjo, M.A., “Islam Nusantara : Sejarah Social Intelektual Islam di Indonesia” Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013 (Halaman 13-50)


Tidak ada komentar :

Posting Komentar