Minggu, 15 Februari 2015
ILMU SEBAGAI OBJEK KAJIAN FILSAFAT
Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki
dua objek, yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu
yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek
material ilmu kedokteran. Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami
objek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Filsafat
sebagai proses berpikir yang sistematis dan radikal juga memiliki objek
material dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang
ada mencangkup ada yang tampak da nada yang tidak tampak. Ada yang tampak
adalah dunia empiris, dan yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian
filosof membagi objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam
alam empiris, yang ada dalam pikiran dan
yang ada dalam kemungkinan. Adapun objek formal filsafat adalah sudut pandang
yang menyeluruh, radikal dan rasional tentang segala yang ada.
Will Durant mengibaratkan filsafat
bagaikan pasukan mariner yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan
infanteri. Pasukan infanteri adalah sebagai pengetahuan yang diantaranya adalah
ilmu. Filsafatlah yang menyediakan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan
setelah itu, ilmu berkembang sesuai dengan spesialisasi masing-masing, sehingga
ilmulah secara praktis membelah gunung dan merambah hutan. Setelah itu,
filsafat kembali ke laut lepas untuk berspekulasi dan melakukan eksplorasi
lebih jauh.
Karena itu, filsafat oleh para
filosof disebut sebagai induk ilmu. Sebab dari filsafatlah, ilmu-ilmu modern
dan kontemporer berkembang, sehingga manusia dapat menikmati ilmu dan sekaligus
buahnya, yaitu teknologi. Awalnya filsafat terbagi pada teoritis dan praktis.
Filsafat teoritis mencangkup metafisika, fisika, matematika, dan logika.
Sedangkan filsafat praktis adalah ekonomi, politik, hokum dan etika. Setiap
bidang ilmu ini kemudian berkembang dan menspesialisasi, seperti fisika
berkembang menjadi biologi, biologi berkembang menjadi anatomi, kedokteran dan
kedokteranpun terspesialisasi menjadi beberapa bagian. Perkembangan ini dapat
di ibaratkan sebuah pohon dengan cabang dan ranting yang semakin lama semakin
rindang.
Dalam perkembangan selanjutnya
filsafat bukan sebagai induk lagi karena filsafat sudah menjadi bagian dari
ilmu tersebut dan sudah sektorial, contohnya, filsafat agama, filsafat hokum,
dan filsafat ilmu. Di sisi lain, perkembangan ilmu yang sangat cepat tidak saja
menjauhkan ilmu dari induknya, tetapi juga mendorong munculnya arogansi dan
bahkan kompartementalisasi yang tidak sehat antara satu bidang ilmu dengan
bidang yang lain. Tugas filsafat dianaranya adalah menyatukan visi keilmuan itu
sendiri agar tidak terjadi bentrokan antara berbagai kepentingan.
Ilmu sebagai objek filsafat
sepatutnya mengikuti alur filsafat, yaitu objek material yang didekati lewat
pendekatan radikal, menyeluruh dan rasional. Begitu juga sifat pendekatan
spekulatif dalam filsafat sepatutnya merupakan bagian dari ilmu karena ilmu
dilihat pada posisi yang tidak mutlak, sehingga masih ada ruang untuk berspekulasi
demi pengembangan ilmu itu sendiri.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar